Kesempatan bercuti di Kuantan baru-baru ini, kami tidak melepaskan peluang untuk 'mengintai tempat kami dipertemukan dahulu.
Sebaik tiba di Politeknik Sultan Haji Ahmad Shah (POLISAS) Kuantan, nostalgia kira-kira 22 tahun lalu menjelma lagi.
Di sinilah tempat pertama kami melanjutkan pengajian selepas menamatkan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM).
POLISAS kini sudah berubah wajah
Namun ketenangan dan kedamaiannya tidak pernah terusik
Sempat berposing sekejap
Dulu semasa aku menuntut di sini bangunan ini masih belum ada
Laluan Ke Jabatan Kejuruteraan Elektrik
Suatu hari nanti kami pasti akan ke sini lagi. Menghimbau kembali detik-detik manis yang abadi di lipatan kenangan.
Followers
Thursday, June 17, 2010
Wednesday, June 2, 2010
Berapa Lamakah Kita Di Kubur?
Aku memperolehi email ini dari adikku Azila Abdul Rahman setelah dikirimkan oleh sahabatnya.
Mungkin ramai yang telah membacanya tetapi bagi yang masih belum besar harapanku
semoga bermanfaat.
Berapa lama kita di kubur?
Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi
kawasan lampu merah Bandar Karet ..
Baju merahnya yg besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ais-krim sambil sesekali
mengangkatnya ke mulutnya untuk dimakanya, sementara tangan kirinya mencengkam seluar ayahnya..
Yani dan Ayahnya memasuki tanah perkuburan awam Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk di atas tembok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915: 20- 01-1965"
"Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdoa untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya
tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya
berdo'a untuk Neneknya..
"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sambil tersenyum, sambil memandang
pusara Ibu-nya.
"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 49 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya mengira dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 49 tahun .... "
Yani menoleh kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana Di samping kuburan neneknya ada
kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"
"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 117 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan bersebelahan kubur
neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengusap kepala anak satu-satunya. "Memangnya
kenapa nak ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah kan semalam
kata, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani
sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"
Ayahnya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur ... Ya kan yah?" mata Yani bersinar keranana bisa menjelaskan kepada
Ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas nampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ...... "Iya nak, kamu pintar," kata
ayahnya pendek.
Pulang dari tanah perkuburan, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan
anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Menitsskan air mata.....
Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
’ Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un’ .... Air matanya semakin banyak menitis, sanggupkah ia selama itu disiksa?
Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di
kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan pukul - memukul masa di tv kemarin ia dah tak tahan?
Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya mengangkat, setinggi bahunya naik turun tak teratur... air matanya
semakin membanjiri pipi dan janggutnya…
”Allahumma as aluka khusnul khootimah”.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia
berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani
Dihampirinya Yani yang tertidur di atas bangku. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu,
betapa sang ayah sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya erti sebuah kehidupan... Dan apa
yang akan datang di depannya...
"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
Sebarkan e-mail ini ke saudara-saudara Kita, mudah-mudahan bermanfaat.. ..
"Sebarkanlah walau hanya 1 ayat" Semoga sekiranya Allah yg Yg Maha Pemurah itu mengurniakan PAHALA atas
perbuatan kita ini dapatlah ianya memberatkan timbangan kita di hari PENGADILAN nanti....... ..
INSYA ALLAH......... ..
Mungkin ramai yang telah membacanya tetapi bagi yang masih belum besar harapanku
semoga bermanfaat.
Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi
kawasan lampu merah Bandar Karet ..
Baju merahnya yg besar melambai-lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang ais-krim sambil sesekali
mengangkatnya ke mulutnya untuk dimakanya, sementara tangan kirinya mencengkam seluar ayahnya..
Yani dan Ayahnya memasuki tanah perkuburan awam Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk di atas tembok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915: 20- 01-1965"
"Nak, ini kubur nenekmu mari kita berdoa untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu meniru gaya
tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya
berdo'a untuk Neneknya..
"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sambil tersenyum, sambil memandang
pusara Ibu-nya.
"Hmm, bererti nenek sudah meninggal 49 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya mengira dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 49 tahun .... "
Yani menoleh kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana Di samping kuburan neneknya ada
kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"
"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 117 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan bersebelahan kubur
neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengusap kepala anak satu-satunya. "Memangnya
kenapa nak ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah kan semalam
kata, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani
sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"
Ayahnya tersenyum, "Lalu?"
"Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur ... Ya kan yah?" mata Yani bersinar keranana bisa menjelaskan kepada
Ayahnya pendapatnya.
Ayahnya tersenyum, namun sekilas nampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ...... "Iya nak, kamu pintar," kata
ayahnya pendek.
Pulang dari tanah perkuburan, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan
anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Menitsskan air mata.....
Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun?
’ Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un’ .... Air matanya semakin banyak menitis, sanggupkah ia selama itu disiksa?
Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di
kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi?
Tahankah? padahal melihat adegan pukul - memukul masa di tv kemarin ia dah tak tahan?
Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya mengangkat, setinggi bahunya naik turun tak teratur... air matanya
semakin membanjiri pipi dan janggutnya…
”Allahumma as aluka khusnul khootimah”.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia
berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani
Dihampirinya Yani yang tertidur di atas bangku. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu,
betapa sang ayah sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya erti sebuah kehidupan... Dan apa
yang akan datang di depannya...
"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..."
Sebarkan e-mail ini ke saudara-saudara Kita, mudah-mudahan bermanfaat.. ..
"Sebarkanlah walau hanya 1 ayat" Semoga sekiranya Allah yg Yg Maha Pemurah itu mengurniakan PAHALA atas
perbuatan kita ini dapatlah ianya memberatkan timbangan kita di hari PENGADILAN nanti....... ..
INSYA ALLAH......... ..
Subscribe to:
Posts (Atom)